2.1
Pengertian Transistor
Whalter H
Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bel Telephone Laboratories
berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu yang
disebut dengan Transistor. Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor
dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.
Pada
umumnya, transistor memiliki tiga terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar melalui dua terminal lainnya. Transistor adalah
komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
2.2
Dasar-dasar Transistor
Pada bagian ini akan pelajari karakteristik piranti tiga terminal atau
lebih dikenal sebagai “transistor”. Pada bagian ini pertama-tama membahas
transistor bipolar atau BJT (bipolar junction transistor).
Berikutnya akan kita bahas transistor unipolar misalnya FET (field-effect transistor).
Dibandingkan dengan FET, BJT dapat memberikan penguatan yang jauh lebih
besar dan tanggapan frekuensi yang lebih baik. Pada BJT baik pembawa muatan
mayoritas maupun pembawa muatan minoritas mempunyai peranan yang sama
pentingnya.
Terdapat dua jenis kontruksi
dasar BJT, yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p. Untuk jenis n-p-n,
BJT terbuat dari lapisan tipis semikonduktor tipe-p dengan tingkat
doping yang relatif rendah, yang diapit oleh dua lapisan semikonduktor tipe-n.
Karena alasan sejarah pembuatannya, bagian di tengah disebut “basis” (base),
salah satu bagian tipe-n (biasanya mempunyai dimensi yang kecil) disebut
“emitor” (emitter) dan yang lainya sebagai “kolektor” (collector).
Secara skematik kedua jenis transistor diperlihatkan pada gambar 2.1.
Tanda panah pada gambar 2.1
menunjukkan kaki emitor dan titik dari material tipe-p ke material tipe-n.
Perhatikan bahwa untuk jenis n-p-n, transistor terdiri dari dua
sambungan p-n yang berperilaku seperti diode. Setiap diode dapat diberi
panjar maju atau berpanjar mundur, sehingga transistor dapat memiliki empat
modus pengoperasian. Salah satu modus yang banyak digunakan disebut “modus
normal”, yaitu sambungan emitor-basis berpanjar maju dan sambungan
kolektor-basis berpanjar mundur. Modus ini juga sering disebut sebagai
pengoperasian transistor pada “daerah aktif”.
2.3
Pabrikasi BJT
Pabrikasi BJT dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu struktur
transistor-alloy melalui difusi dan struktur transistor planar. Gambar 2.2-a
menunjukkan struktur transistoralloy n-p-n. Kolektor terbuat dari chip
semikonduktor tipe-n dengan ketebalan kurang dari 1 mm2.
Daerah basis dibuat dengan proses difusi kemudian dibuat kontak logam untuk
dihubungkan dengan kaki basis. Daerah emitor dibuat dengan teknik alloy pada daerah
basis. Sebagai hasilnya berupa sebuah pasangan sambungan p-n yang dipisahkan
oleh daerah basis kira-kira setebal kertas.
Untuk struktur planar (gambar 2.2-b), suatu lapisan tipe-n dengan
tingkat doping rendah ditumbuhkan di atas substrat n+ (tanda + menunjukkan tingkat
doping sangat tinggi). Setelah melalui proses oksidasi pada permukaan, sebuah
jendela (window) dibuka dengan proses penggerusan (etching) dan
suatu pengotor (p) dimasukkan ke kristal dengan proses difusi untuk
membentuk sambungan (junction). Sekali lagi setelah melalui reoksidasi,
sebuah jendela kecil dibuka untuk proses difusi pembentukan daerah emitor (n).
Secara konvensional simbol transistor n-p-n diperlihatkan pada gambar 2.2-c
dilengkapi dengan tanda panah pada emitor yang menunjukkan aliran muatan
positif. Walaupun sebuah transistor n-p-n akan bekerja dengan kedua
daerah n dapat berfungsi sebagai emitor, namun karena kedua daerah
mempunyai tingkat doping dan geometri yang berbeda, maka daerah n yang
dimaksud harus diberi label.
2.4
Prinsip Kerja Semikonduktor
Pada
dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk
mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat
dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan
Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan
(charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit
garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena
sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers atau ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi
garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri
adalah non konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika
sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang
dinamakan dopping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan
tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya
memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom
di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa
muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam
kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya
adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling
luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa
muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam
tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic
dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa
tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama
akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain,
pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi
semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction)
dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam
satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah
sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n),
karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan
dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi
semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam
sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang
lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara
doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat
penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut. Jumlah doping yang diperlukan sebuah
semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta,
dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal,
populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap
atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus
disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat
tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah
semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah
tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar
semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam
metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan
dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan.
Semikonduktor
dengan doping dapat dirubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak. Gambar di atas
menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau
lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa
muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena
transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang
diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti
dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa
dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor,
bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah
daerah basis yang sangat tipis.
2.5
Prinsip Kerja Transistor
Dari
banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor
bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua
polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik.
Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas
dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan
kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET
(juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik
utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua
sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong
arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat
dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan
kanal konduksi tersebut.
2.6
Jenis-jenis Transistor
Secara
umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
a.
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide.
b.
Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface
Mount, IC, dan lain-lain.
c.
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET,
VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated
Circuit) dan lain-lain.
d.
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel.
e.
Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power.
f.
Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency,
RF transistor, Microwave, dan lain-lain
g.
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan
Tinggi, dan lain-lain.
·
Transistor pertemuan tunggal
Transistor
pertemuan tunggal (UJT) adalah sebuah peranti semikonduktor elektronik yang
hanya mempunyai satu pertemuan.
a.
Konstruksi
UJT mempunyai tiga saluran, sebuah emitor (E) dan dua basis (B1 dan B2). Basis
dibentuk oleh batang silikon tipe-n yang terkotori ringan. Dua sambungan ohmik
B1 dan B2 ditambahkan pada kedua ujung batang silikon. Resistansi diantara B1
dan B2 ketika emitor dalam keadaan rangkaian terbuka dinamakan resistensi
antarbasis (interbase resistance).
b.
Tipe
Ada dua tipe dari transistor pertemuan tunggal, yaitu:
Ø Transistor
pertemuan tunggal dasar, atau UJT, adalah sebuah peranti sederhana yang pada
dasarnya adalah sebuah batangan semikonduktor tipe-n yang ditambahkan difusi
bahan tipe-p di suatu tempat sepanjang batangan, menentukan parameter η dari peranti. Peranti 2N2646 adalah versi yang
paling sering digunakan.
Ø Transistor pertemuan tunggal dapat
diprogram, atau PUT, sebenarnya adalah saudara dekat tiristor. Seperti
tiristor, ini terbentuk dari empat lapisan P-N dan mempunyai sebuah anoda dan
sebuah katoda yang tersambung ke lapisan pertama dan lapisan terakhir, dan
sebuah gerbang yang disambungkan ke salah satu lapisan tengah. Penggunaan PUT
tidak dapat secara langsung dipertukarkan dengan penggunaan UJT, tetapi
menunjukkan fungsi yang mirip. Pada konfigurasi sirkuit konvensional, digunakan
dua resistor pemrogram untuk mengeset parameter η dari PUT, pada konfigurasi
ini, UJT berlaku seperti UJT konvensional. Peranti 2N6027 adalah contoh dari
peranti ini.
c.
Cara kerja
UJT
dipanjar dengan tegangan positif diantara kedua basis. Ini menyebabkan
penurunan tegangan disepanjang peranti. Ketika tegangan emitor dinaikkan
kira-kira 0,7V diatas tegangan difusi P (emitor), arus mulai mengalir dari
emitor ke daerah basis. Karena daerah basis dikotori sangat ringan, arus
tambahan (sebenarnya muatan pada daerah basis) menyebabkan modulasi
konduktifitas yang mengurangi resistansi basis diantara pertemuan emitor dan
saluran B2. Pengurangan resistansi berarti pertemuan emitor lebih dipanjar
maju, dan bahkan ketika lebih banyak arus diinjeksikam. Secara keseluruhan,
efeknya adalah resistansi negatif pada saluran emitor. Inilah alasan mengapa
UJT sangat berguna, terutama untuk sirkuit osilator sederhana.
d.
Penggunaan
Selain penggunaan pada osilator relaksasi, salah satu penggunaan UJT dan PUT
yang paling penting adalah untuk menyulut tiristor (seperti SCR, TRIAC, dll).
Faktanya, tegangan DC dapat digunakan untuk mengendalikan sirkuit UJT dan PUT
karena waktu hidup peranti meningkat sesuai dengan peningkatan tegangan kendali
DC. Penggunaan ini penting untuk pengendalian AC arus tinggi.
·
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor.
Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut
adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan
arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan
perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip
inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio
antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β
atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
·
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET
(IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET
(MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda
dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya,
ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum,
yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga, keduanya
(JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya
memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah
kontrol tegangan input.
FET lebih
jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode
menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET
menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam
depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam
enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate
dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat.
Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET
adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
·
Transistor dwikutub gerbang-terisolasi
Transistor
dwikutub gerbang-terisolasi (IGBT = insulated gate bipolar transistor) adalah
piranti semikonduktor yang setara dengan gabungan sebuah BJT dan sebuah MOSFET.
Jenis peranti baru yang berfungsi sebagai komponen saklar untuk aplikasi daya
ini muncul sejak tahun 1980-an.
a.
Karakteristik IGBT
Sesuai
dengan namanya, peranti baru ini merupakan peranti yang menggabungkan struktur
dan sifat-sifat dari kedua jenis transistor tersebut di atas, BJT dan MOSFET.
Dengan kata lain, IGBT mempunyai sifat kerja yang menggabungkan keunggulan
sifat-sifat kedua jenis transistor tersebut. Saluran gerbang dari IGBT, sebagai
saluran kendali juga mempunyai struktur bahan penyekat (isolator) sebagaimana
pada MOSFET.
Masukan dari
IGBT adalah terminal Gerbang dari MOSFET, sedang terminal Sumber dari MOSFET
terhubung ke terminal Basis dari BJT. Dengan demikian, arus cerat keluar dan
dari MOSFET akan menjadi arus basis dari BJT. Karena besarnya resistansi
masukan dari MOSFET, maka terminal masukan IGBT hanya akan menarik arus yang
kecil dari sumber. Di pihak lain, arus cerat sebagai arus keluaran dari MOSFET
akan cukup besar untuk membuat BJT mencapai keadaan jenuh. Dengan gabungan
sifat kedua unsur tersebut, IGBT mempunyai perilaku yang cukup ideal sebagai
sebuah saklar elektronik. Di satu pihak IGBT tidak terlalu membebani sumber, di
pihak lain mampu menghasilkan arus yang besar bagi beban listrik yang
dikendalikannya.
Terminal
masukan IGBT mempunyai nilai impedansi yang sangat tinggi, sehingga tidak
membebani rangkaian pengendalinya yang umumnya terdiri dari rangkaian logika.
Ini akan menyederhanakan rancangan rangkaian pengendali dan penggerak dari
IGBT.
Di samping
itu, kecepatan pensaklaran IGBT juga lebih tinggi dibandingkan peranti BJT,
meskipun lebih rendah dari peranti MOSFET yang setara. Di lain pihak, terminal
keluaran IGBT mempunyai sifat yang menyerupai terminal keluaran
(kolektor-emitor) BJT. Dengan kata lain, pada saat keadaan menghantar, nilai
resistansi-hidup (Ron) dari IGBT sangat kecil, menyerupai Ron pada BJT.
Dengan
demikian bila tegangan jatuh serta borosan dayanya pada saat keadaan menghantar
juga kecil. Dengan sifat-sifat seperti ini, IGBT akan sesuai untuk dioperasikan
pada arus yang besar, hingga ratusan Ampere, tanpa terjadi kerugian daya yang
cukup berarti. IGBT sesuai untuk aplikasi pada perangkat Inverter maupun
Kendali Motor Listrik (Drive).
b.
Sifat-sifat IGBT
Komponen
utama di dalam aplikasi elekronika daya dewasa ini adalah saklar peranti padat
yang diwujudkan dengan peralatan semikonduktor seperti transistor dwikutub
(BJT), transistor efek medan (FET), maupun Thyristor. Sebuah saklar ideal di
dalam penggunaan elektronika daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Ø Pada saat keadaan tidak menghantar (off),
saklar mempunyai tahanan yang besar sekali, mendekati nilai tak berhingga.
Dengan kata lain, nilai arus bocor struktur saklar sangat kecil
Ø Sebaliknya, pada saat keadaan
menghantar (on), saklar mempunyai tahanan menghantar (Ron) yang sekecil
mungkin. Ini akan membuat nilai tegangan jatuh (voltage drop) keadaan
menghantar juga sekecil mungkin, demikian pula dengan besarnya borosan daya
yang terjadi, dan kecepatan pensaklaran yang tinggi.
Ø Sifat nomor (1)
umumnya dapat dipenuhi dengan baik oleh semua jenis peralatan semikonduktor
yang disebutkan di atas, karena peralatan semikonduktor komersial pada umumnya
mempunyai nilai arus bocor yang sangat kecil.
Ø Untuk sifat nomor (2), BJT lebih
unggul dari MOSFET, karena tegangan jatuh pada terminal kolektor-emitor, VCE
pada keadaan menghantar (on) dapat dibuat sekecil mungkin dengan membuat
transitor BJT berada dalam keadaan jenuh.
Ø Sebaliknya,
untuk unsur kinerja nomor (3) yaitu kecepatan pensakelaran, MOSFET lebih unggul
dari BJT, karena sebagai peranti yang bekerja berdasarkan aliran pembawa muatan
mayoritas, pada MOSFET tidak dijumpai arus penyimpanan pembawa muatan minoritas
pada saat proses pensaklaran, yang cenderung memperlamnat proses pensaklaran
tersebut.
·
Penyearah terkendali silicon
SCR
singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor
dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya
adalah gate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan
campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif)
dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Kegunaanny SCR:
a.
Sebagai rangkaian Saklar (switch control)
b.
Sebagai rangkaian pengendali (remote control)
Ada tiga
kelompok besar untuk semikonduktor ini yang sama-sama dapat berfungsi sebagai
Saklar (Switching) pada tegangan 120 volt sampai 240 volt. Ketiga kelompok
tersebut adalah SCR ini sendiri, DIAC dan TRIAC.
·
Sirkuit terpadu
Sirkuit
terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah komponen dasar yang
terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang
dipakai sebagai otak peralatan elektronika.
Pada
komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah mikroprosesor
Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik terdapat 16 juta
transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang dipakai oleh
mikroprosesor adalah 60nm.
Sirkuit terpadu
dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalam fabrikasi alat
semikonduktor dan penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor
dapat melakukan fungsi yang dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil
yang banyak jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan
yang sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil,
tepercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi
massal, dan kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan
tube vakum.
Hanya
setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana. Radio,
televisi, komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang
merupakan bagian penting dari masyarakat modern. Contohnya, sistem
transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini. Banyak skolar
percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh sirkuit terpadu merupakan salah
satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.
IC
mempunyai ukuran seukuran tutup pena sampai ukuran ibu jari dan dapat diisi
sampai 250 kali dan digunakan pada alat elektronika seperti:
a.
Telepon
b.
Kalkulator
c.
Handphone
d.
Radio
Contoh-contoh IC:
a.
555 multivibrator
b.
IC seri 7400
c.
Intel 4004
d.
Intel seri x86